
Kali pertama mengunjungi Monas, saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Kenangan itu masih melekat di ingatan. Memandang tugu yang menjulang tinggi bertahtakan 'api' berwarna keemasan. Masih terbayang saat memasuki ruangan di bawah tugu, melihat diorama tentang sejarah negeri. Ruangan yang sejuk dengan pendingin ruang. Rapih dan bersih.
Setelah 30 tahun berlalu, saya kembali mengunjungi Monas. Namun, kali ini pengalaman yang saya lalui agak berbeda.
Kali ini, kesan yang didapat saat memasuki ruangan di bawah tugu tidak lagi sama. Ruangan ini penuh sesak dengan pengunjung. Sebagian dari mereka asyik melihat diorama yang berjajar rapi di setiap sisi ruangan. Tapi, tidak sedikit pengunjung yang duduk-duduk di lantai. Mengaso dan mendinginkan badan setelah diterpa teriknya matahari dan panasnya udara kota Jakarta. Sebagian orang menyantap makanan yang dibawa, layaknya berpiknik. Bahkan ada sekelompok anak kecil yang bermain bola di dalam ruangan. Ntah saya yang salah atau bagaimana, tapi rasanya ada yang janggal dengan pemandangan ini. Kenyamanan rasanya terusik. Ruangan terasa sumpek.
Tanpa bermaksud untuk memprotes kenyamanan bertamasya ala warga Jakarta, tapi rasanya wisata ke Monas kali ini tidak lagi sesuai dengan gambaran masa kecil-ku.
Sigh...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar